Mengembangkan Kecerdasan Emotional dan Intelligence Anak
`
Setiap
orang tua pasti menginginkan anaknya kelak menjadi anak yang cerdas dan
berhasil dalam hidupnya, ini merupakan idaman setiap orang tua. Namun
perlu diketahui bahwa cerdas tidak hanya menyangkut kemampuan kognitif
atau intelegensi, tetapi juga didukung dengan peranan emosional.
Kebanyakan yang terjadi untuk mengetahui kemampuan dasar logika dan
matematika diperlukan yang namanya tes IQ, ini menjadi dasar penilaian
tingkat kecerdasan seseorang.Namun berdasarkan hasil temuan yang
memperlihatkan bahwa kecerdasan berdasarkan tes IQ semata tidak menjamin
seorang anak akan berhasil di masa depannya nanti.Tes IQ dianggap hanya
mengukur sebagian kecil kemampuan manusia saja, justru faktor IQ
dianggap hanya menyumbang 20 % pada kondisi masa depan.
Seperti diketahui bahwa masih ada lagi
kecerdasan-kecerdasan lainnya yang berperan pula dalam proses
perkembangan selanjutnya, lebih baik dan bijaksana si anak didukung
sesuai dengan dimensi kecerdasannya sendiri, untuk itu peran orang tua
sangat penting untuk membuka jalan dan kesempatan anak sesuai dengan
bakat si anak, sehingga kemampuan anak akan berkembang lebih baik dan
tidak menimbulkan perasaan rendah diri.
Berbagai informasi dan buku yang tersedia selalu membicarakan masalah
ESQ,karena memang ketiga kecerdasan tersebut yang saling berkaitan satu
sama lain. Pengertian 3 kecerdasan itu antara lain adalah :
Mengembangkan IQ anak ( kecerdasan Intellegent)
Asupan Nutrisi
- Kecerdasan emotional berkaitan dengan kadar pengetahuan tentang tata krama/etika atau kemampuan untuk memahami orang lain/empati.
- Kecerdasan Spiritual mencerminkan kadar pengetahuan tentang cinta kasih dan damai
- Kecerdasan intelligent berkaitan dengan pengetahuan tentang logika atau tentang apa dan mana.
Namun kali ini saya hanya ingin menjelaskan kecerdasan emosional
dibanding dengan kecerdasan intelegensi dalam perananan untuk
keberhasilan anak dimasa datang, tetapi EQ bukanlah lawan dari IQ,
melainkan keduanya berinteraksi secara dinamis pada level konseptual dan
didunia nyata.Idealnya, seseorang dapat memiliki kemampuan kognitif dan
kemampuan sosial dan kemampuan emosional sekaligus.
Perbedaannya antara IQ dan EQ mungkin adalah EQ lebih sedikit membawa
faktor genetik, sehingga peran orang tua sangat besar dalam menentukan
kesempatan anak untuk sukses.Mengembangkan IQ anak ( kecerdasan Intellegent)
Asupan Nutrisi
Agar pembentukan IQ anak dapat berkembang dengan baik berilah
asupan nutrisi pada saat kehamilan dan memberikan stimuli-stimuli dari
luar yang dapat berpengaruh peda perkembangan otak anak, karena proses
pembentukan sel-sel otak hanya terjadi sekali seumur hidup dan sel-sel
yang mati tidak dapat digantikan oleh sel baru.Sedangkan terjadinya
perkembangan sel otak yang tercepat adalah pada masa balita.salah satu
gizi yang terpenting dalam peranannya dalam perkembangan otak anak
adalah zat besi.Zat besi terkandung didalam air susu ibu (ASI),dengan
memberikan ASI dalam jangka panjang dapat menghindari penyakit anemia
(kurangnya sel darah merah), karena ASI mengandung zat besi, kekurangan
zat besi menghambat pertumbuhan fisik dan intelektualnya.Berikanlah ASI
yang kaya zat besi pada usia bayi 4-6 bulan.
Mendengarkan musik klasik.
Cara lain yang disarankan oleh para ahli dalam membantu pembentukan
sel otak adalah dengan memperdengarkan musik musik klasik sejak bayi
sejak dalam kandungan hingga usia balita.Dengan mendengarkan musik
menurut penelitian menunjukan bahwa adanya peningkatan kemampuan
berbicara, pendengaran, rasa percaya diri bahkan mengoptimalkan
kecerdasan anak.Dengan mendengarkan musik klasik dikatakan oleh pakar
psikologi bahwa dapat membantu menstimulasi perkembangan otak anak.
Mengenal Kecerdasan Emosioanl ( EQ)
Kecerdasan emosional kian sering disebut sebagai penentu
keberhasilan masa depan anak, hal ini didukung dengan berbagai
penelitian dalam bidang psikologi menyatakan bahwa anak-anak dengan
meiliki kecerdasan emosioanl yang tinggi adalah anak yang bahagia,
percaya diri, lebih populer dan lebih sukses di bidang akademik.Mereka
rata-rata lebih mampu menguasai gejolak emosinya, menjalin hubungan
dengan orang lain, bisa mengelola stres dan memiliki kesehatan mental
yang lebih baik.
Kecerdasan emosional ini pertama kali di lontarkan oleh 2 ahli
psikologi yaitu Peter Salovey dari Universitas Harvard, dan John Mayer,
dari Universitas New Hampshire, namun dengan berani dan yang
mempopulerkan kecerdasan emosional ini oleh Daniel Goleman salah satu
penulis best seller Emotional Intellegence : Why it can matter more than
IQ pada tahun 1995.
Nah dari sinilah kemudian salovey dan mayer mendefinisikan dengan menjabarkan kecerdasan emosional itu menjadi lima bagian yaitu :
Nah dari sinilah kemudian salovey dan mayer mendefinisikan dengan menjabarkan kecerdasan emosional itu menjadi lima bagian yaitu :
- Kemampuan untuk mengenali emosi diri sendiri
- Kemampuan untuk mengelola dan mengekpresikan emosi diri sendiri dengan tepat
- Kemampuan untuk memotivasi diri sendiri
- Kemampuan untuk mengenali orang lain
- Dan yang terakhir Kemampuan untuk membina hubungan dengan orang lain.Perlunya mengajarkan kecerdasan emosional
Emosi telah berevolusi terutama sebagai mekanisme bertahan, dengan mengajarkan emosi dapat menghindari kemungkinan celaka, menghindari rintangan, menemukan kebahagiaan, menghindari terprovokasi oleh tontonan televisi atau ketika bermain video game.
Bagaimana sebenarnya peran anak belajar dari kehidupan masa kecilnya yang diterima dapat membentuk perilaku yang berbeda pada saat besar, mungkin ini sebagai dasar perbandingan atau evaluasi apa yang sudah pernah terjadi.Berikut tips oleh Dorothy Law Nolty :
- Kalau anak dibesarkan dengan celaan maka ia akan belajar memaki.
- Kalau anak dibesarkan dengan permusuhan, maka ia akan belajar berkelahi
- Kalau anak dibesarkan dengan cemoohan, maka ia akan belajar menjadi rendah diri
- Kalau anak dibesarkan dengan penghinaan, maka ia akan belajar menyesali diri
- Kalau anak dibesarkan dengan toleransi, maka ia akan belajar menahan diri
- Kalau anak dibesarkan dengan dorongan, maka ia akan belajar percaya diri
- Kalau anak dibesarkan dengan pujian, maka ia akan belajar menghargai
- Kalau anak dibesarkan dengan sebaik-baiknya perlakukan, ia akan belajar keadilan.
- Kalau anak dibesarkan dengan rasa aman, ia akan belajar menaruh perhatian
- Kalau anak dibesarkan dengan dukungan, ia akan belajar menyenangi dirinya
- Kalau anak dibesarkan dengan kasih sayang dan persahabatan, maka ia akan belajar menemukan cinta dalam kehidupan.
0 komentar:
Posting Komentar